Pages

Wednesday, 29 November 2017

Promasan, Situs Kerajaan Hindu Tua di Lereng Gunung Ungaran


Ketika berkunjung ke Kota Semarang, saat kondisi cuaca cerah, jika kita memandang ke arah barat daya akan nampak sebuah gunung yang menjulang. Gunung ini adalah Gunung Ungaran. Sebuah gunung berapi berbentuk Stratovolcano. Meskipun diketahui sebagai gunung berapi, namun tidak ditemukan catatan dalam sejarah mengenai letusan gunung berapi ini. Aktifitas vulkanik Gunung Ungaran diketahui dari adanya kawah dan juga terdapatnya sumber air panas di sekitar kawah. Masyarakat menyebutnya dengan nama Kawah Margotopo.

'Puncak Gunung Ungaran'


Gunung Ungaran memiliki ketinggian 2050 mdpl. Meskipun tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain yang berada di Jawa Tengah, namun Gunung Ungaran ini merupakan gunung yang menarik. Tidak hanya karena pemandangan yang indah, tetapi juga karena di gunung ini terdapat beberapa peninggalan sejarah dari masa kerajaan dahulu yang hingga saat inipun masih dapat kita lihat dan dalam kondisi yang baik.

Untuk menikmati panorama Gunung Ungaran ada beberapa titik lokasi yang bisa dijadikan pilihan. Salah satu yang terbaik adalah Candi Promasan.  Disini, kita bisa menikmati udara sejuk dan hamparan perkebunan teh yang merupakan bagian dari perkebunan Teh Medini, selain itu di sini ada beberapa spot yang menarik untuk disinggahi antara lain Goa Jepang dan Petilasan Candi Promasan


Dusun Candi Promasan, pekampungan tertinggi di lereng Gunung Ungaran


Untuk menuju Promasan, dari kota Semarang kita menempuh jarak kurang lebih 45 km menuju arah Kecamatan Boja di Kabupaten Kendal. Secara administratif, Candi Promasan merupakan bagian dari wilayah Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Meskipun dengan kondisi jalan tanah dan batu, akses kendaraan roda dua maupun roda empat bisa sampai ke lokasi ini.

Petilasan Candi Promasan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kalingga, kerajaan  Hindu tertua di tanah Jawa. Petilasan Candi Promasan ini mempunyai peran yang cukup penting dalam sejarah perkembangan agama hindu di Nusantara pada abad ke-6 M. Komplek Promasan dan Candi Argosomo diyakini merupakan tempat pembabtisan dan semedi terakhir para pandita sebelum dilantik menjadi wiku agama Hindu yang akan menyebarkan Hindu-Jawa ke seluruh Jawadipa pada masa itu. (Berdasarkan berbagai referensi sejarah kerajaan di nusantara yang penulis baca ya 😉)

Sudah sampai di Promasan, tentu tak asyik kalau tidak berkemah. Di sini terdapat tanah lapang dengan pemandangan langsung ke arah puncak gunung, yang memang biasa dijadikan sebagai camping ground. Selain panoramanya indah, lokasi ini tak jauh dari sumber air dan juga terdapat perkampungan meskipun hanya dihuni oleh beberapa keluarga saja. Ini merupakan perkampungan tertinggi yang ada di lereng Gunung Ungaran. 

Selain camping atau berkemah dan masak-memasak tentunya, ada beberapa aktifitas yang bisa kita lakukan disini mulai dari hunting foto, menyusuri lajur-lajur tanaman teh, masuk ke gua jepang, mengunjungi petilasan Candi Promasan yang berupa petirtaan, kita juga bisa melakukan kegiatan animalwatching. Hutan yang ada di lereng Gunung Ungaran merupakan habitat berbagai satwa liar termasuk berbagai jenis burung dan primata. Tapi ingat! jangan sampai ada kegiatan perburuan dan perusakan lingkungan ya. Cukup berburu foto dan berburu jodoh saja bagi yang masih jomblo 😜.


'Camping'

Sayangnya, pada saat mengambil beberapa foto di sini, saya belum sempat bertemu dengan masyarakat yang tinggal di kampung sekitar untuk bertanya apakah diperbolehkan mengambil foto di sekitar area Petilasan Candi Promasan. Sebab di beberapa tempat bersejarah lainnya ada juga peraturan yang melarang pengambilan foto di area tertentu. Jadi, saya tidak mau lancang 😊.


'Hamparan Perkebunan Teh Medini'


'Burung Elang, terbang melintasi area Camping Ground'

Udara yang sejuk, panorama puncak gunung yang indah dikelilingi hijaunya hamparan perkebunan teh. Apalagi yang kurang? Jawabannya, tentu secangkir kopi atau atau segelas teh manis hangat 😎.

Take Nothing but Photos, Leave Nothing but Footprints

Tuesday, 28 November 2017

Adventure di Waduk Sermo




Waduk Sermo terletak di bagian barat jajaran Pegununungan Menoreh. Jika kita mempunyai waktu luang menyusuri Perbukitan Menoreh merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Terutama bagi yang menyukai kegiatan wisata alam. Ada banyak destinasi wisata yang bisa kita singgahi. Salah satu diantaranya yang cukup terkenal dan banyak disinggahi wisatawan adalah Kalibiru. Kalibiru merupakan salah satu destinasi wisata spot foto terbaik di Yogyakarta.


'Waduk Sermo dilihat dari atas perbukitan di sisi utara'

Untuk menuju lokasi waduk, terdapat beberapa rute yang bisa dipilih. Rute utama adalah dari Kota Wates. Sebagai patokan dan titik awal, kita bisa memulainya dari Alun-alun Wates yang terletak di sebelah utara Stasiun Wates. Dari Alun-alun Wates kita menuju ke arah barat hingga melewati RSUD Wates. Dari sini, kita tinggal mengikuti rambu penunjuk jalan menuju Waduk Sermo. 

Jika mengambil rute ini, sebelum sampai di Waduk Sermo, kita akan melintasi hutan Kayu Putih yang merupakan bagian dari wilayah kawasan Suaka Marga Satwa Sermo. Namun bukan hanya Pohon Kayu Putih saja yang ada di kawasan hutan ini, di puncak punggungan bukit kita juga akan melihat jajaran tegakan Mahoni yang sangat teduh dan rindang. Melihat suasana hutan ini, mengingatkan saya pada film Robin Hood maupun film Lord of The Ring yang memperlihatkan suasana hutan yang teduh, banyak ditumbuhi lumut pada batangnya dan juga akar-akar yang melintang di atas tanah. Jaraknya hanya sekitar 8 km dari Wates, ibukota Kabupaten Kulon Progo.


'Suasana hutan di sekitar Waduk Sermo'

Alternatif rute lain yang bisa ditempuh jika kita memulai dari wilayah di sekitar Candi Borobudur adalah rute yang melintasi Pegunungan Menoreh. Untuk menuju Waduk Sermo kita bisa memilih jalur jalan yang ada di sebelah selatan Candi Mendut ke arah Timur. Melintasi wilayah Muntilan menuju arah Kalibawang. Dari sini jarak yang ditempuh untuk menuju Waduk Sermo kurang lebih 60 km. (Berdasarkan berbagai referensi ya, penulis tidak mengukur sendiri 😊).

Jika kita melalui rute ini, ada banyak sekali destinasi wisata menarik yang bisa kita singgahi. Diantaranya Kebun Teh Nglinggo di Samigaluh, Puncak Suroloyo, Air Terjun atau Curug Sidoharjo, Curug Setawing, Goa Kiskendo, Air Terjun Kedung Pedut, Air Terjun Kembang Soka dan masih ada beberapa distinasi wisata lainnya. 

Waduk sermo mulai dibangun pada bulan Maret 1994 dan selesai pada bulan Oktober 1996. Pada 20 November 1996 diresmikan oleh Presiden Soeharto. Secara administratif masuk wilayah  Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta. Di Waduk Sermo terdapat dermaga wisata yang disediakan untuk pengunjung yang ingin berkeliling waduk dengan menaiki perahu motor. Dari atas perahu motor kita bisa melihat pemandangan di sekitar waduk dari berbagai sudut. 


' Dermaga Wisata '

Di perairan waduk banyak terdapat keramba ikan milik masyarakat yang tinggal di sekitar waduk. Foto di bawah adalah salah satu diantara  Karamba yang ada di perairan Waduk Sermo. Konon, ada pendatang atau spesies eksotik yang dianggap mengancam keberadaan spesies ikan lokal. Spesies ini bernama ' Red Devil '. Belum ada yang tahu pasti, kapan dan bagaimana datangnya ' Si Setan Merah ' ini yang secara alamiah sebenarnya terdapat di Negara Brazil.


Jika kita mengelilingi waduk, dibeberapa sudut terlihat permukaan air berwarna hijau. Hal ini disebabkan oleh Ganggang hijau dan tumbuhan air lainnya. Ganggang dan tumbuhan air ini meningkatkan kadar Oksigen dalam air dan juga menjadi tempat bersembunyi dan bertelor bagi beberapa jenis ikan.



Green Water '

Salah satu dari beberapa saluran yang mengalirkan air dari  sumber - sumber air yang banyak terdapat di  lereng perbukitan  menuju Waduk Sermo. Sungai terbesar yang alirannya dibendung adalah Sungai Ngrancah.  Waduk Sermo mampu menampung hingga 25 juta meter kubik air. 


 ' Inlet '

Pada bulan - bulan tertentu di saat angin berhembus dengan kencang, di sekitar Waduk Sermo banyak tumbuh jamur. Masyarakat di sekitar menyebutnya 'Jamur Barat'. Barat merupakan istilah penduduk setempat yang berarti angin kencang.  Uniknya, ukuran jamur ini bisa mencapai diameter 30 cm. (😍)


'Jamur Barat '


Aktifitas apa yang bisa kita lakukan ketika kesini? tentu saja banyak. Kita bisa naik perahu motor yang akan membawa kita mengelilingi waduk, hunting foto bagi yang suka fotografi, mengunjungi spot foto yang banyak terdapat di area waduk, memancing, juga pesat durian jika sedang musim durian. Saat musim durian, masyarakat di sekitar waduk banyak menjual durian hasil kebun sendiri dengan harga yang sangat murah. Jadi, bagi para pecinta durian sebelum kesini cari-cari info dulu ya kapan musim durian. 
Pesta durian sambil menikmati panorama waduk sermo dan hijaunya perbukitan. Pasti seru.


Take Nothing but Photos, Leave Nothing but Footprints

Promasan, Situs Kerajaan Hindu Tua di Lereng Gunung Ungaran

Ketika berkunjung ke  Kota Semarang , saat kondisi cuaca cerah, jika kita memandang ke arah barat daya akan nampak sebuah gunung yang ...