Pages

Thursday, 7 November 2013

Suatu Siang Melintasi Puncak



Siapa yang tak kenal Puncak Bogor atau Puncak Cisarua? Meski belum pernah kesana atau melintas, setidaknya pasti pernah melihat atau mendengar dari berita di televisi...


Puncak adalah nama sebuah kawasan wisata pegunungan di Jawa Barat. Secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Sejak zaman dahulu, Puncak memang menjadi primadona bagi masyarakat terutama dari Jakarta dan sekitarnya untuk menikmati hari libur terutama di akhir pekan. Selain karena udara yang sejuk, panorama disini juga indah. Sangat cocok untuk tempat melepas penat setelah menjalani hari-hari yang penuh kesibukan dan riuh di Ibukota.

Letaknya tidak jauh dari Jakarta, hanya sekitar 70 km. Di hari-hari menjelang akhir pekan dan libur panjang, akses jalan menuju kawasan sini selalu macet. Namun seolah tidak menjadi kendala, kawasan ini selalu dipadati pengendara yang hendak berlibur di tiap akhir pekan dan masa liburan.

Jika kita sedang melintasi Kawasan Puncak, terutama di akhir pekan dan hari libur pandanglah ke udara, kita akan melihat warna warni parasut yang digunakan dalam olahraga paralayang. Ya, paralayang merupakan salah satu kegiatan alam bebas yang dengan mudah bisa kita jumpai di Kawasan Puncak. Salah satu kegiatan yang memang banyak jadi pilihan orang-orang yang berlibur disana.


' Flying with The Wind '



Paralayang merupakan salah satu olahraga yang memacu adrenalin. Dari pinggir jalan raya, kita bisa menyaksikan warna - warni parasut di udara. Pingin mencoba juga? tapi gak berani atau masih pemula? Jangan khawatir, ada instruktur dengan jam terbang cukup yang siap menjadi tandem. Anda tinggal menghubungi operator paralayang yang ada disana.


' Tandem '


Singgah sejenak di warung-warung yang ada di sepanjang kiri kanan jalan Raya Puncak - Cisarua juga sangat menyenangkan. Sambil menikmati jagung bakar atau juga mie instan, kita bisa mengamati mereka yang sedang Paralayang. Melayang-layang di udara dan mendarat di satu lapangan terbuka di kawasan Agro Wisata Perkebunan Teh Gunung Mas, Puncak. Agro Wisata Perkebunan Teh milik PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Salah satu Badan Usaha Milik Negara.



' Landing '


Tak jauh dari lapangan tersebut, masih di pinggir jalan tepatnya di sebelah lapangan. Kita juga bisa mengamati aktifitas para pemetik teh dengan topi khasnya, yaitu Caping. Caping besar ini, seakan sudah menjadi identitas dari wanita - wanita pemetik teh. Menjadi aksesoris wajib dalam aktifitas harian mereka sebagai pemetik teh. Topi ini mempunyai banyak fungsi. Selain untuk melindungi kepala dari teriknya matahari, topi ini juga melindungi wajah dari terpaan angin pegunungan yang berhembus relatif kencang .

' Pemetik Teh dan Caping Besarnya '


PTPN VIII Gunung Mas merupakan  perusahaan perkebunan yang dalam sejarah awalnya pada masa penjajahan sebagai salah satu perusahaan perkebunan milik negara Belanda dan juga swasta Belanda. Pada tahun 1957 hingga 1960 pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dan juga negara asing lainnya.


' Metik Teh '

Seorang wanita pemetik teh nampak berjalan diantara larik-larik tanaman teh, dengan sekarung penuh daun teh di atas kepala. Tepat disamping area landing Paralayang. Setelah penuh, karung-karung berisi daun teh ini akan dibawa menuju ketempat pengumpulan yang berada tidak jauh dari tepi jalan raya.



' Di Bawah Sekarung Daun Teh '


'Mengumpulkan karung yang telah penuh'



Terjebak kemacetan di Puncak? Tidak perlu risau, berhenti sejenak dan minggir ke tepian jalan. Ada banyak hal menarik yang bisa kita nikmati sambil makan jagung bakar 😂.


Take Nothing but Photos, Leave Nothing but Footprints


Promasan, Situs Kerajaan Hindu Tua di Lereng Gunung Ungaran

Ketika berkunjung ke  Kota Semarang , saat kondisi cuaca cerah, jika kita memandang ke arah barat daya akan nampak sebuah gunung yang ...